INSIDEN
kau tahu tentang sumur dan umur?
atau pohon dan beton?
atau kipas dan nafas?
aku tak sempat berfikir,
kecuali ingin segera memeluk
wajah mungil rentanya yang dihimpit bangsal keparat.
aku inigin mengumpat pada nasib dan diriku
pada angka 89
atau pada tangga
atau pada bedebah di kaki
atau pada dingin dan gigil sakitnya
kau tahu tentang air mata?
sakitnya sedalam jeritan yang patah
di antara jahitan di tulang, di daging, di kulit,
di umur, di nasib.
dan ruangan pengap yang biasanya memasungku
dengan bualan cinta . kini penuh lolongan anjing tetangga
di balkon sebelah
taipei, januari 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar