Kamis, 02 Agustus 2012

MENIKMATI PUISI

BELAJAR MENIKMATI PUISI JOKO PINURBO DENGAN SUBYEKTIFITAS PRIBADI

Oleh : Zuhrotul Makrifah

MINGGU PAGI DI SEBUAH PUISI

Minggu pagi di sebuah puisi kauberi kami kisah paskah
Ketika hari masih remang dan hujan, hujan
yang gundah sepanjang malam
menyirami jejak-jejak huruf
yang bergegas pergi, pergi berbasah-basah ke sebuah ziarah.

Bercak-bercak darah bercipratan di rerumputan aksara
di sepanjang via dolorosa.
Langit kehilangan warna, jerit kehilangan suara.
Sepasang perempuan - panggil: sepasang kehilangan -
berpapasan di jalan kecil yang tak dilewati kata-kata

"Ibu hendak kemana?" Perempuan muda itu menyapa.
"Aku akan cari dia di Golgota", yang artinya:
tempat penculikan," jawab ibu yang pemberani itu
sambil menunjukkan potret anaknya
"Ibu, saya hanis bertemu dia di Jakarta, yang artinya:
surga para perusuh," kata gadis itu sambil bersimpuh.

Gadis itu Maria Magdalena, artinya: yang terperkosa.
Lalu katanya: "Ia telah menciumku sebelum diseret
ke ruang eksekusi. Padahal ia cuma bersaksi
bahwa agama dan senjata telah menjarah
perempuan lemah ini.
Sungguh ia telah menciumku dan mencelupkan jariNya
pada genangan dosa dan sunyi-senyap vagina
pada dinding gua yang pecah-pecah, yang lapuk
pada liang luka, pada gawuk yang remuk."

Minggu pagi di sebuah puisi kauberi kami kisah paskah
ketika hari mulai terang, kata-kata telah pulang
dari makam, iring-iringan demonstran
makin panjang, para serdadu
berebut kain kafan, dan dua perempuan
mengucapkan salam: siapa masih berani menemani Tuhan?



**

Ini adalah sebuah puisi yang bercerita tentang paskah… sebelumnya kita harus tahu dulu cerita tentang paskah itu seperti apa, bagaimana prosesnya, siapa pelakunya, apa yang terjadi, dan apa dampaknya pada kehidupan , baru deh kita akan lebih mudah memahami puisi ini.



Paskah (bahasa Yunani: Πάσχα atau Páscha[1]) adalah perayaan terpenting dalam tahun liturgi gerejawi Kristen. Bagi umat Kristen, Paskah identik dengan Yesus, yang oleh Paulus disebut sebagai "anak domba Paskah"; jemaat Kristen hingga saat ini percaya bahwa Yesus disalibkan, mati dan dikuburkan[a], dan pada hari yang ketiga[b] bangkit dari antara orang mati. Paskah merayakan hari kebangkitan tersebut dan merupakan perayaan yang terpenting karena memperingati peristiwa yang paling sakral dalam hidup Yesus.



Paskah merupakan perayaan tertua di dalam gereja Kristen, penghubung antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Paus Leo Agung (440-461) menekankan pentingnya Paskah dan menyebutnya festum festorum - perayaan dari semua perayaan, dan berkata bahwa Natal hanya dirayakan untuk mempersiapkan perayaan Paskah.



Oke, sekarang kita masuk pada bait pertama dan kedua dalam puisi di atas ya,



Minggu pagi di sebuah puisi kauberi kami kisah paskah
Ketika hari masih remang dan hujan, hujan
yang gundah sepanjang malam
menyirami jejak-jejak huruf
yang bergegas pergi, pergi berbasah-basah ke sebuah ziarah.

Bercak-bercak darah bercipratan di rerumputan aksara
di sepanjang via dolorosa.
Langit kehilangan warna, jerit kehilangan suara.
Sepasang perempuan - panggil: sepasang kehilangan -
berpapasan di jalan kecil yang tak dilewati kata-kata





__ aku akan menjabarkan seperti ini :

Minggu pagi di sebuah puisi kauberi kami kisah paskah



Joko menuliskan puisi ini pada minggu pagi, saat perayaan paskah, bisa juga bahwa dalam puisi ini joko pinurbo menceritakan kisah paskah pada minggu pagi. Kenapa minggu pagi? Marikita simak artikel tentang paskah lagi ,



Paskah merupakan salah satu hari raya yang berubah-ubah tanggalnya (dalam kekristenan disebut dengan perayaan yang berpindah[2]) karena disesuaikan dengan hari tertentu (dalam hal ini hari Minggu), bukan tanggal tertentu di dalam kalender sipil. Hari raya-hari raya Kristen lainnya tanggalnya disesuaikan dengan hari Paskah tersebut dengan menggunakan sebuah formula kompleks. Paskah biasanya dirayakan antara akhir bulan Maret hingga akhir bulan April (ritus Barat) atau awal bulan April hingga awal bulan Mei (ritus Timur) setiap tahunnya, tergantung kepada siklus bulan. Setelah ratusan tahun gereja-gereja tidak mencapai suatu kesepakatan, saat ini semua gereja telah menerima perhitungan Gereja Aleksandria (sekarang disebut Gereja Koptik) yang menentukan bahwa hari Paskah jatuh pada hari Minggu pertama setelah Bulan Purnama Paskah, yaitu bulan purnama pertama yang hari keempat belasnya ("bulan purnama" gerejawi) jatuh pada atau setelah 21 Maret (titik Musim Semi Matahari/vernal equinox gerejawi)



Dari situ kita bisa tahu, bahwa Perayaan paskah dirayakan pada hari minggu.



Ketika hari masih remang dan hujan, hujan
yang gundah sepanjang malam



Joko menunjukan penggambaran suasana hari remang sebagai kesedihan , kepiluan. Dan hujan sebagai air mata, tangis, juga haru. Serta gundah sepanjang malam untuk kematian Yesus.


menyirami jejak-jejak huruf
yang bergegas pergi, pergi berbasah-basah ke sebuah ziarah.

Bercak-bercak darah bercipratan di rerumputan aksara
di sepanjang via dolorosa.



Pada bagian selanjutnya ini joko mengingat atau mengenang tentang ziarah paskah , di mana Orang-orang Kristen pada zaman tersebut menapak tilas jalan salib (Via Dolorosa) yang dilalui oleh Tuhan Yesus. Kematiannya diperingati sebagai korban keselamatan.


Langit kehilangan warna, jerit kehilangan suara.


Ini pengambaran suasana lagi, tentang sesuatu yang benar-benar pedih dan haru hingga tak bisa untuk diungkapkan.



Sepasang perempuan - panggil: sepasang kehilangan -
berpapasan di jalan kecil yang tak dilewati kata-kata

"Ibu hendak kemana?" Perempuan muda itu menyapa.
"Aku akan cari dia di Golgota", yang artinya:
tempat penculikan," jawab ibu yang pemberani itu
sambil menunjukkan potret anaknya
"Ibu, saya hanis bertemu dia di Jakarta, yang artinya:
surga para perusuh," kata gadis itu sambil bersimpuh.

Lalu selanjutnya joko mulai menggabungkan kisah paskah masa lalu dengan keadaan masa kini, di mana ada persamaan- yaitu sama-sama pedih, hanya dua kepedihan yang berbeda. Yang satu adalah pedih yang agung pada masa lampau, yang satu adalah pedih karena  keadaan negeri yang kian rusuh.  Di sini joko juga menganggapnya dua kehilangan. Hmmm sebetulnya di sini juga ada sindiran yang sangat nyinyir.

Sepasang perempuan - panggil: sepasang kehilangan -
berpapasan di jalan kecil yang tak dilewati kata-kata



Diandaikan sepasang perempuan itu yang satu adalah Maria Magdalena, di masalalu dan masa kini. Keduanya sama-sama kehilangan. Sama-sama pedih.



"Ibu hendak kemana?" Perempuan muda itu menyapa.
"Aku akan cari dia di Golgota", yang artinya:
tempat penculikan," jawab ibu yang pemberani itu
sambil menunjukkan potret anaknya
"Ibu, saya hanis bertemu dia di Jakarta, yang artinya:
surga para perusuh," kata gadis itu sambil bersimpuh.



Anggap saja ini percakapan masa lalu dan masa kini. Si gadis Kristen itu bertanya pada Maria Magdalena, dia hendak kemana? Dan maria menjawab dia akan ke Golgota (tempat yesus di salib) sambil menunjukan potret yesus.. cerita seperti ini bisa dilihat dalam film-film paskah, tentang Maria yang ke Golgota.

Lalu si gadis masa kini bilang pada Maria bahwa dia baru saja bertemu Yesus di Jakarta, di Surga para perusuh (teroris) , kita bisa melihat dari sini , ini adalah sindiran untuk para perusuh, aku kurang tahu ini kerusuhan apa, karena dalam puisi tidak disebutkan bulan dan tahun penulisan, jika disebutkan kita bisa mengecek ada kejadian apa pada waktu itu.



Gadis itu Maria Magdalena, artinya: yang terperkosa.

Kia semua tahu Maria atau dalam islam dikenal dengam Maryam hamil dan melahirkan tanpa pernah berhubungan intim bukan?


Lalu katanya: "Ia telah menciumku sebelum diseret
ke ruang eksekusi. Padahal ia cuma bersaksi
bahwa agama dan senjata telah menjarah
perempuan lemah ini.
Sungguh ia telah menciumku dan mencelupkan jariNya
pada genangan dosa dan sunyi-senyap vagina
pada dinding gua yang pecah-pecah, yang lapuk
pada liang luka, pada gawuk yang remuk."



Ia di sini adalah Tuhan, yang telah menganugerahkan Yesus sebagai putera Maria, atas keteguhan imannya. Dan bait terahir,





Minggu pagi di sebuah puisi kauberi kami kisah paskah
ketika hari mulai terang, kata-kata telah pulang
dari makam, iring-iringan demonstran
makin panjang, para serdadu
berebut kain kafan, dan dua perempuan
mengucapkan salam: siapa masih berani menemani Tuhan?



Joko bercerita tentang paskah masa kini, masa di mana puisi ini ditulis. Yaitu masa di mana yesus telah disalib, telah naik ke langit, tapi di Indonesia demonstran makin panjang, dankerusuhan tetapberjalan.

Lalu kedua Maria Magdalena seolah menyidir, atau berpesan, atau memberi penegasan bahwa kuasa Tuhan memang nata , dengan kalimat siapa masih berani menemani Tuhan?





*** hihihi.. ini sebisaku lho ya… maaf kalau malah membuat bingung. Hehe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar