Oleh : Zuhrotul Makrifah
MINGGU PAGI DI SEBUAH
PUISI
Minggu pagi di sebuah puisi kauberi kami kisah paskah
Ketika hari masih remang dan hujan, hujan
yang gundah sepanjang malam
menyirami jejak-jejak huruf
yang bergegas pergi, pergi berbasah-basah ke sebuah ziarah.
Bercak-bercak darah bercipratan di rerumputan aksara
di sepanjang via dolorosa.
Langit kehilangan warna, jerit kehilangan suara.
Sepasang perempuan - panggil: sepasang kehilangan -
berpapasan di jalan kecil yang tak dilewati kata-kata
"Ibu hendak kemana?" Perempuan muda itu menyapa.
"Aku akan cari dia di Golgota", yang artinya:
tempat penculikan," jawab ibu yang pemberani itu
sambil menunjukkan potret anaknya
"Ibu, saya hanis bertemu dia di Jakarta, yang artinya:
surga para perusuh," kata gadis itu sambil bersimpuh.
Gadis itu Maria Magdalena, artinya: yang terperkosa.
Lalu katanya: "Ia telah menciumku sebelum diseret
ke ruang eksekusi. Padahal ia cuma bersaksi
bahwa agama dan senjata telah menjarah
perempuan lemah ini.
Sungguh ia telah menciumku dan mencelupkan jariNya
pada genangan dosa dan sunyi-senyap vagina
pada dinding gua yang pecah-pecah, yang lapuk
pada liang luka, pada gawuk yang remuk."
Minggu pagi di sebuah puisi kauberi kami kisah paskah
ketika hari mulai terang, kata-kata telah pulang
dari makam, iring-iringan demonstran
makin panjang, para serdadu
berebut kain kafan, dan dua perempuan
mengucapkan salam: siapa masih berani menemani Tuhan?
menyirami jejak-jejak huruf
yang bergegas pergi, pergi berbasah-basah ke sebuah ziarah.
Bercak-bercak darah bercipratan di rerumputan aksara
di sepanjang via dolorosa.
Lalu katanya: "Ia telah menciumku sebelum diseret
ke ruang eksekusi. Padahal ia cuma bersaksi
bahwa agama dan senjata telah menjarah
perempuan lemah ini.
Sungguh ia telah menciumku dan mencelupkan jariNya
pada genangan dosa dan sunyi-senyap vagina
pada dinding gua yang pecah-pecah, yang lapuk
pada liang luka, pada gawuk yang remuk."
Minggu pagi di sebuah puisi kauberi kami kisah paskah
Ketika hari masih remang dan hujan, hujan
yang gundah sepanjang malam
menyirami jejak-jejak huruf
yang bergegas pergi, pergi berbasah-basah ke sebuah ziarah.
Bercak-bercak darah bercipratan di rerumputan aksara
di sepanjang via dolorosa.
Langit kehilangan warna, jerit kehilangan suara.
Sepasang perempuan - panggil: sepasang kehilangan -
berpapasan di jalan kecil yang tak dilewati kata-kata
"Ibu hendak kemana?" Perempuan muda itu menyapa.
"Aku akan cari dia di Golgota", yang artinya:
tempat penculikan," jawab ibu yang pemberani itu
sambil menunjukkan potret anaknya
"Ibu, saya hanis bertemu dia di Jakarta, yang artinya:
surga para perusuh," kata gadis itu sambil bersimpuh.
Gadis itu Maria Magdalena, artinya: yang terperkosa.
Lalu katanya: "Ia telah menciumku sebelum diseret
ke ruang eksekusi. Padahal ia cuma bersaksi
bahwa agama dan senjata telah menjarah
perempuan lemah ini.
Sungguh ia telah menciumku dan mencelupkan jariNya
pada genangan dosa dan sunyi-senyap vagina
pada dinding gua yang pecah-pecah, yang lapuk
pada liang luka, pada gawuk yang remuk."
Minggu pagi di sebuah puisi kauberi kami kisah paskah
ketika hari mulai terang, kata-kata telah pulang
dari makam, iring-iringan demonstran
makin panjang, para serdadu
berebut kain kafan, dan dua perempuan
mengucapkan salam: siapa masih berani menemani Tuhan?
**
Ini adalah sebuah puisi
yang bercerita tentang paskah… sebelumnya kita harus tahu dulu cerita tentang
paskah itu seperti apa, bagaimana prosesnya, siapa pelakunya, apa yang terjadi,
dan apa dampaknya pada kehidupan , baru deh kita akan lebih mudah memahami
puisi ini.
“Paskah (bahasa Yunani: Πάσχα atau Páscha[1])
adalah perayaan terpenting dalam tahun
liturgi gerejawi Kristen.
Bagi umat Kristen,
Paskah identik dengan Yesus,
yang oleh Paulus disebut sebagai "anak domba
Paskah"; jemaat Kristen hingga saat ini percaya bahwa Yesus disalibkan, mati dan dikuburkan[a], dan pada hari yang ketiga[b] bangkit
dari antara orang mati.
Paskah merayakan hari kebangkitan tersebut dan merupakan perayaan yang
terpenting karena memperingati peristiwa yang paling sakral dalam hidup Yesus.
Paskah merupakan perayaan tertua di dalam gereja Kristen, penghubung antara
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Paus
Leo Agung (440-461)
menekankan pentingnya Paskah dan menyebutnya festum festorum - perayaan
dari semua perayaan, dan berkata bahwa Natal hanya dirayakan
untuk mempersiapkan perayaan Paskah.”
Oke, sekarang kita
masuk pada bait pertama dan kedua dalam puisi di atas ya,
Minggu
pagi di sebuah puisi kauberi kami kisah paskah
Ketika hari masih remang dan hujan, hujan
yang gundah sepanjang malam
menyirami jejak-jejak huruf
yang bergegas pergi, pergi berbasah-basah ke sebuah ziarah.
Bercak-bercak darah bercipratan di rerumputan aksara
di sepanjang via dolorosa.
Langit kehilangan warna, jerit kehilangan suara.
Sepasang perempuan - panggil: sepasang kehilangan -
berpapasan di jalan kecil yang tak dilewati kata-kata
Ketika hari masih remang dan hujan, hujan
yang gundah sepanjang malam
menyirami jejak-jejak huruf
yang bergegas pergi, pergi berbasah-basah ke sebuah ziarah.
Bercak-bercak darah bercipratan di rerumputan aksara
di sepanjang via dolorosa.
Langit kehilangan warna, jerit kehilangan suara.
Sepasang perempuan - panggil: sepasang kehilangan -
berpapasan di jalan kecil yang tak dilewati kata-kata
__ aku akan menjabarkan
seperti ini :
Minggu
pagi di sebuah puisi kauberi kami kisah paskah
Joko menuliskan puisi
ini pada minggu pagi, saat perayaan paskah, bisa juga bahwa dalam puisi ini
joko pinurbo menceritakan kisah paskah pada minggu pagi. Kenapa minggu pagi?
Marikita simak artikel tentang paskah lagi ,
“Paskah merupakan salah satu hari raya yang berubah-ubah
tanggalnya (dalam kekristenan disebut dengan perayaan yang berpindah[2])
karena disesuaikan dengan hari tertentu (dalam hal ini hari Minggu), bukan
tanggal tertentu di dalam kalender sipil. Hari raya-hari raya Kristen lainnya
tanggalnya disesuaikan dengan hari Paskah tersebut dengan menggunakan sebuah formula kompleks.
Paskah biasanya dirayakan antara akhir bulan Maret hingga akhir
bulan April (ritus
Barat) atau awal bulan April hingga awal bulan Mei (ritus Timur) setiap
tahunnya, tergantung kepada siklus bulan. Setelah ratusan tahun gereja-gereja tidak mencapai suatu
kesepakatan, saat ini semua gereja telah menerima perhitungan Gereja
Aleksandria (sekarang disebut Gereja Koptik) yang menentukan bahwa hari
Paskah jatuh pada hari Minggu pertama setelah Bulan Purnama Paskah, yaitu bulan purnama
pertama yang hari keempat belasnya ("bulan purnama" gerejawi) jatuh
pada atau setelah 21 Maret (titik
Musim Semi Matahari/vernal equinox gerejawi)”
Dari situ kita bisa
tahu, bahwa Perayaan paskah dirayakan pada hari minggu.
Ketika
hari masih remang dan hujan, hujan
yang gundah sepanjang malam
yang gundah sepanjang malam
Joko menunjukan
penggambaran suasana hari remang sebagai kesedihan , kepiluan. Dan hujan
sebagai air mata, tangis, juga haru. Serta gundah sepanjang malam untuk
kematian Yesus.
menyirami jejak-jejak huruf
yang bergegas pergi, pergi berbasah-basah ke sebuah ziarah.
Bercak-bercak darah bercipratan di rerumputan aksara
di sepanjang via dolorosa.
Pada bagian selanjutnya
ini joko mengingat atau mengenang tentang ziarah paskah , di mana Orang-orang Kristen pada zaman tersebut menapak tilas
jalan salib (Via Dolorosa) yang dilalui oleh Tuhan Yesus.
Kematiannya diperingati sebagai korban keselamatan.
Langit
kehilangan warna, jerit kehilangan suara.
Ini pengambaran suasana
lagi, tentang sesuatu yang benar-benar pedih dan haru hingga tak bisa untuk
diungkapkan.
Sepasang
perempuan - panggil: sepasang kehilangan -
berpapasan di jalan kecil yang tak dilewati kata-kata
"Ibu hendak kemana?" Perempuan muda itu menyapa.
"Aku akan cari dia di Golgota", yang artinya:
tempat penculikan," jawab ibu yang pemberani itu
sambil menunjukkan potret anaknya
"Ibu, saya hanis bertemu dia di Jakarta, yang artinya:
surga para perusuh," kata gadis itu sambil bersimpuh.
berpapasan di jalan kecil yang tak dilewati kata-kata
"Ibu hendak kemana?" Perempuan muda itu menyapa.
"Aku akan cari dia di Golgota", yang artinya:
tempat penculikan," jawab ibu yang pemberani itu
sambil menunjukkan potret anaknya
"Ibu, saya hanis bertemu dia di Jakarta, yang artinya:
surga para perusuh," kata gadis itu sambil bersimpuh.
Lalu selanjutnya joko
mulai menggabungkan kisah paskah masa lalu dengan keadaan masa kini, di mana
ada persamaan- yaitu sama-sama pedih, hanya dua kepedihan yang berbeda. Yang
satu adalah pedih yang agung pada masa lampau, yang satu adalah pedih
karena keadaan negeri yang kian
rusuh. Di sini joko juga menganggapnya
dua kehilangan. Hmmm sebetulnya di sini juga ada sindiran yang sangat nyinyir.
Sepasang
perempuan - panggil: sepasang kehilangan -
berpapasan di jalan kecil yang tak dilewati kata-kata
berpapasan di jalan kecil yang tak dilewati kata-kata
Diandaikan sepasang
perempuan itu yang satu adalah Maria Magdalena, di masalalu dan masa kini.
Keduanya sama-sama kehilangan. Sama-sama pedih.
"Ibu hendak
kemana?" Perempuan muda itu menyapa.
"Aku akan cari dia di Golgota", yang artinya:
tempat penculikan," jawab ibu yang pemberani itu
sambil menunjukkan potret anaknya
"Ibu, saya hanis bertemu dia di Jakarta, yang artinya:
surga para perusuh," kata gadis itu sambil bersimpuh.
"Aku akan cari dia di Golgota", yang artinya:
tempat penculikan," jawab ibu yang pemberani itu
sambil menunjukkan potret anaknya
"Ibu, saya hanis bertemu dia di Jakarta, yang artinya:
surga para perusuh," kata gadis itu sambil bersimpuh.
Anggap saja ini
percakapan masa lalu dan masa kini. Si gadis Kristen itu bertanya pada Maria
Magdalena, dia hendak kemana? Dan maria menjawab dia akan ke Golgota (tempat
yesus di salib) sambil menunjukan potret yesus.. cerita seperti ini bisa
dilihat dalam film-film paskah, tentang Maria yang ke Golgota.
Lalu si gadis masa kini
bilang pada Maria bahwa dia baru saja bertemu Yesus di Jakarta, di Surga para
perusuh (teroris) , kita bisa melihat dari sini , ini adalah sindiran untuk
para perusuh, aku kurang tahu ini kerusuhan apa, karena dalam puisi tidak
disebutkan bulan dan tahun penulisan, jika disebutkan kita bisa mengecek ada
kejadian apa pada waktu itu.
Gadis
itu Maria Magdalena, artinya: yang terperkosa.
Kia semua tahu Maria
atau dalam islam dikenal dengam Maryam hamil dan melahirkan tanpa pernah
berhubungan intim bukan?
Lalu katanya: "Ia telah menciumku sebelum diseret
ke ruang eksekusi. Padahal ia cuma bersaksi
bahwa agama dan senjata telah menjarah
perempuan lemah ini.
Sungguh ia telah menciumku dan mencelupkan jariNya
pada genangan dosa dan sunyi-senyap vagina
pada dinding gua yang pecah-pecah, yang lapuk
pada liang luka, pada gawuk yang remuk."
Ia di sini adalah
Tuhan, yang telah menganugerahkan Yesus sebagai putera Maria, atas keteguhan
imannya. Dan bait terahir,
Minggu pagi di
sebuah puisi kauberi kami kisah paskah
ketika hari mulai terang, kata-kata telah pulang
dari makam, iring-iringan demonstran
makin panjang, para serdadu
berebut kain kafan, dan dua perempuan
mengucapkan salam: siapa masih berani menemani Tuhan?
ketika hari mulai terang, kata-kata telah pulang
dari makam, iring-iringan demonstran
makin panjang, para serdadu
berebut kain kafan, dan dua perempuan
mengucapkan salam: siapa masih berani menemani Tuhan?
Joko bercerita tentang paskah
masa kini, masa di mana puisi ini ditulis. Yaitu masa di mana yesus telah
disalib, telah naik ke langit, tapi di Indonesia demonstran makin panjang,
dankerusuhan tetapberjalan.
Lalu kedua Maria
Magdalena seolah menyidir, atau berpesan, atau memberi penegasan bahwa kuasa
Tuhan memang nata , dengan kalimat siapa
masih berani menemani Tuhan?
*** hihihi.. ini
sebisaku lho ya… maaf kalau malah membuat bingung. Hehe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar